Sabtu, 08 Agustus 2015

QS Az Zumar: 10

Dalam surat Az-Zumar ayat 10 disebutkan bahwa bumi Allah sangat luas. Bagi orang yang bersabar akan disempurnakan/dicukupkan pahala yang tiada batas. Bagi orang mukmin pastinya tahu bahwa kebahagiaan bukan saja kebahagiaan dunia, namun juga kebahagiaan di akhirat. Seringkali manusia lengah, yang dilihatnya hanyalah kebahagiaan duniawi. Yang dimintanya pada Allah hanyalah pahala atau bahagia di dunia. Namun Allah sangat sayang terhadap hamba-hambaNya. Allah ingatkan manusia bahwa sesungguhnya ada kebahagiaan yang lebih sempurna daripada itu yakni kebahagiaan kelak di akhirat. Bagaimana Allah mengingatkannya pada kita? Yaitu Allah memberikan kita ujian atau cobaan hidup. Barangsiapa yang bersabar dengan ujian itu maka Allah akan sempurnakan pahala yang tiada batas. Bisa dimaknai pahala (kebahagiaan) tidak hanya di dunia namun juga di akhirat. Maka ketika kita diuji, atau diberikan cobaan, seyogyanya kita tak perlu terlalu banyak mengeluh, menyesali diri dan tenggelam dalam kesedihan yang menyebabkan pikiran dan hati menjadi sempit. Allah berfirman dalam QS Az Zumar ayat 10 bahwa bumi Allah sangat luas. Bisa juga dimaknai bahwa dibalik ujian dan cobaan, jangan lupa untuk bersyukur karena masih banyak nikmat Allah yang bisa kita rasakan walau kita sedang menerima ujian/cobaan. Salah satunya bagi orang yang beriman adalah nikmat ‘iman’ itu sendiri. Sabar, mengambil pelajaran dan berserah diri pada Allah adalah hal-hal baik yang bisa kita lakukan dikala menghadapi ujian Allah. Dalam sebuah artikel ada tips unik menghadapi ujian Allah, lebih spesifiknya dalam menerima takdir Allah. Tips tersebut adalah 3T: terima, tafakur dan tingkatkan ibadah.

Ulasan di atas hanyalah merupakan pendapat pribadi penulis. Sebuah tafsir tentang surat Az Zumar ayat 10 dapat dibaca pada link berikut:

https://alquranmulia.wordpress.com/2013/08/17/tafsir-ibu-katsir-surah-az-zumar-10/

Ladang Kehidupan

Setiap kita punya ladang sendiri-sendiri. Kadang kita melihat ladang tetangga lebih hijau daripada ladang kita. Namun tidak sepatutnya kita membenamkan diri dalam rasa ‘keminderan’ dan ‘berkecil hati’. Yang perlu kita lakukan adalah intropeksi. Mungkin selama ini kita masih jauh sekali ‘usahanya’ (untuk membuat ladang menjadi hijau) daripada si tetangga. Setelah itu, memperbaiki diri dan ‘berusaha’ lebih baik lagi. Selanjutnya, berserah diri kepadaNya.